“Melepas” Chusnus❤️

Dalam hitungan jam, sahabat saya yang super duper unik dan penyayang, Chusnus, akan melepas masa lajangnya. Ternyata gini toh rasanya; haru, bahagia, tapi juga ngerasa grogi karena tahu bahwa setelah ini kami akan (kembali) terpisah kota. Bedanya kalau dulu kami bisa atur jadwal sesuka hati dan tinggal pergi ke stasiun, setelah menikah tentunya semua harus disesuaikan dengan prioritas berkeluarga. Jadi perasaan cemas saat harus siap “ditinggal” tentu ada (namanya juga #pertemananposesif)😂 

Tapi rasa bahagia karena akhirnya Unun akan menghabiskan hidupnya bersama sosok yang dicintainya jauh lebih besar dari ego tersebut. Bertumbuh bersama sebagai sahabat selama 11 tahun lalu, kami selalu percaya bahwa ada waktunya kami harus “sendirian” untuk bisa berkembang sepenuhnya. Termasuk saat ini. Hati saya akhirnya kembali penuh. Tenang rasanya mengetahui bahwa, meskipun Unun jauh di sana tapi dia udah ngga sendirian lagi😋. 

Dan dalam jarak, persahabatan kami dapat semakin bertumbuh dewasa, sampai kami tua nanti. Peluk erat Chus tersayang, semoga lancar semua acaranya. I’ll be there by your side—all the time!🤗❤️ 






Begitulah kiranya, penggalan surat yang saya tulis dan saya biarkan Unun membacanya di depan saya. Jujur, saya gengsi betul kalau harus berlaku manis seperti itu di depan dia, bahkan kalau bisa dirangkum, selama 11 tahun berteman, perdebatan dan musuhan mendominasi pertemanan kami. Tapi ya mungkin ini semacam jadi yang “terakhir” yang bisa saya persembahkan dan sebagai bentuk apresiasi saya sebagai seorang teman. Jadilah si surat 3 lembar😂

Wishnya insyaallah udah semua kusampein dan langsung ku doain ke Allah, takut banget tetiba ngetik sambil nangis🥺. 


Komentar