Aging has never been this blessed
Bulan April selalu menjadi bulan yang kutunggu-tunggu. Karena di hari kelahiranku, aku ingin melakukan hal-hal yang aku sukai. Entah mendaki gunung, membeli makanan enak, atau sekadar mengambil cuti kerja dan bermalas-malasan seharian. Tapi tahun ini, semuanya kurayakan di atas kasur kamarku sendiri sambil sesekali meringis kesakitan karena jahitan dalam perut belum kering. Iya di tahun ini aku memecahkan rekor untuk akhirnya merasakan dioperasi.
Berkali-kali merasakan bahwa Allah menjagaku sebegitunya, termasuk saat melawan penyakit satu ini. Entah sudah berapa lama penyakit itu tumbuh di perutku, tapi selama itulah Allah sama sekali tidak memberikan rasa sakit—sedikitpun.
Di akhir-akhir Ramadan kemarin, akhirnya penyakit itu berontak. Aku mengaku kalah dan akhirnya berujung ke rumah sakit. Saat diperiksa, siapa sangka ukurannya sudah hampir 12 cm?
“Padahal biasanya orang yang ukuranya 5 cm aja udah kesakitan luar bisa, kok ini nggak kerasa?” Tanya dokter.
Aku pun menggeleng tak tahu harus menjawab apa. Jalan satu-satunya, harus operasi. Setelah meminta maaf sekaligus doa dari orang-orang, aku cuma bisa tawakkal menggantungkan hidupku di tangan dokter dan perawat yang bahkan juga nggak kukenal sepenuhnya.
Maha Besar Allah, operasi berjalan lancar dan penyakit yang menggerogoti perutku juga jinak. Aku tidak perlu melakukan pengobatan lanjutan, hanya tinggal fokus mengeringkan jahitan di 7 lapisan perut. Belajar duduk, jalan, hingga mengendarai motor.
Apa yang kulalui jadi semakin membuatku merasa; kecil. Benar-benar raga ini nggak ada artinya apa-apa kalau tidak diberi kekuatan sama Allah. Hanya Allah tempat bergantung yg kekal dan sesungguhnya. Alhamdulillah, aku sudah diberi kesempatan hidup ya Rabb. Aging has never been blessed🤍
Komentar
Posting Komentar