APA ARTI DOA BAGIMU?

Seperti manusia lainnya, ku merasa waktuku dekat dengan Sang Maha Pencipta ya saat dimana-mana permintaanku berjumlah banyak dan tak tahu lagi harus bagaimana cara mendapatkannya, selain mengadahkan tangan berminta kepada Tuhan. Biasanya, Tuhan ku sogok dengan segala janji-janji di setiap doa yang ku panjatkan.

Kemarin, beberapa bulan di rumah aja aku sempat menemukan postingan dari salahsatu akun di Instagram tentang tips untuk berdoa. Salahsatunya adalah doa yang spesifik. Memegang prinsip itu, kusiapkan kertas berisi list permintaanku, harapanku. Setiap selesai ibadah, kubacakan dengan keyakinan di hatiku, bahwa permintaan-permintaan dan harapanku akan dijawab dalam waktu yang gak lama.

Ajaibnya tak butuh waktu lama, permintaanku yang selalu kulantunkan pun terjawab. Meski tak semuanya terjawab dengan awaban “ya”, tapi hatiku tidak marah saat permintaanku malah dijawab “tidak” oleh Sang Maha Biaksana. Legowo aja gitu rasanya.

Dasar manusia, sekalinya didengar doanya dia langsung berlagak angkuh. Ingat betul saat itu, aku sampai menulis mottoku di bagaian depan skripsiku, “Doa itu seperti kayuhan sepeda, semakin ia banyak kita panatkan, semakin dekat ia sampai tuuan. Semoga di waktu-waktu yang melelahkan kali ini, kayuhan kita cepat sampai tujuan, ya?”

Ironisnya, setelah sepedaku sampai di tujuan yang selama ini kulantunkan di setiap doa, aku seakan merasa sudah cukup. Jadi ya balik lagi, doa sekedarnya, ala kadarnya dan melupakan prinsip doa itu harus spesifik. “Ah, Allah pasti tahu apa yang aku pengenin jadi ngga aku ucapin langsung pasti ngga masalah.” Itu pikirku.

Semua yang ada di pikiranku sekan mendapatkan dukungan saat aku bertanya ke salahsatu temanku. Ia memang mengimani agama yang berbeda, dia menceritakan bahwasannya saat ia berdoa ia tak pernah meminta. “Isi doaku hanya berisi pengakuan dosa yang kulakukan dan rasa syukurku masih diberi kesempatan untuk bernafas sampai hari ini.” Ungkapnya.

“Kamu ngga pernah minta sesuatu gitu?”

“Engga, soalnya aku percaya apa yang terjadi besok, itu emang udah ditakdirin ke kita, jadi yaudah aku bener-bener Cuma mau bilang makasih aja di dalam doaku.”

Disitu aku termenung. Apa yang disampein temenku itu juga ada benernya juga, tapi juga jadi perdebatan di fikiranku sendiri, “Lah masa sih dia ngga minta apa-apa, bukannya minta ke Tuhan adalah hak kita sebagai hamba?”

Seakan menawab segala kegalauanku, ada postingan di Instagram yang membahas tentang keutamaan doa. Disitu tertulis kalau kita diminta untuk yakin saat berdoa kalau semua doa itu bakalan dijawab Sang Maha Bijaksana. Kalau emang awabannya engga sesuai request, atau bukan dikabulin sekarang, yaudah yakin aja dulu karena siapa lagi yang pantas buat kita minta pertolongannya kecuali yang menciptakan kita?

Dari situ aku jadi tambah yakin, meskipun cara-cara berdoa dari tiap individu berbeda, prinsip doa sendiri juga berbeda, tapi yang jelas doa itu sebagai komunikasi paling intimate antara hamba dengan Tuhannya. Semakin kita punya relasi yang bagus sama Tuhan, kita bisa lebih mengenal Dia. Butuh keyakinan biar bisa survive menjalani hidup, saat diterpa badai kehidupan, butuh keyakinan yang kuat biar ngga kebawa angina gitu aja atau malah tumbang. Semoga dengan doa yang sering kita lantunkan, kita punya pegangan yang kuat, biar bisa tetap stay on trac. Semoga ya!

 

 

Komentar