SEDIKIT YANG SAYA TAHU

Saya cukup tahu

Kalau dia punya sandal yang berbeda.

Satu warna biru.

Satu lagi warna hitam, dengan garis-garis merah dan putih di ujungnya.

Sandal yang dia pakai di akhir pekan sebelum dia ganti memakai sepatu olahraga.

Sementara di hari lain, dia memakai sepatu kerja warna hitam ke tempat olahraga.

Kenapa dia tidak berganti sandal saja di hari kerja? Bukannya masih sempat?

Saya tidak tahu.


Saya cukup tahu

Kalau ada bekas luka di punggung tangannya.

Namun dia tidak berusaha menyembunyikannya sama sekali.

Luka itu dia biarkan saja mengitari permukaan kulitnya.

Kenapa ya dia tidak berusaha menghilangkan luka itu? Dikasih salep atau lotion mungkin?

Saya kurang tahu.


Saya cukup tahu

Kalau dia hadir di tempat ini setiap lepas Maghrib pada hari kerja, dan setelah makan siang pada akhir pekan.

Pada hari kerja, dia memakai jaket yang menutupi kemejanya. Pada akhir pekan, dia memakai kaos warna hitam.

Kenapa dia pakai jaket? Apakah dia supir ojek paruh waktu?

Saya belum tahu.


Saya cukup tahu

Kalau ekspresi mukanya serius saat berolahraga.

Tidak ada kabel earphone menggelantung dari telinga. Tidak ada tangan yang sibuk menyentuh layar smartphone.

Namun ekspresi itu berubah saat ia menyeka keringat pertanda latihannya selesai. Ada kelegaan yang memancar di raut mukanya.

Seberat apa sih porsi olahraganya?

Saya tidak mencari tahu.


Saya cukup tahu

Kalau pandangan mata kami kadang bertemu.

Bukan sekali, tak cuma dua kali.

Tapi kami memilih untuk meneruskan aktivitas masing-masing.

Kadang berlari, kadang bersepeda.

Apa yang dia pikirkan saat tatapan kami beradu tak sengaja dari kejauhan?

Saya tidak perlu tahu.


Saya cukup tahu

Kalau dari sedikit yang saya tahu

Sudah bisa membuat saya tersenyum.

Komentar