"KAPALKU"




"Aku menyimpan kagum diam- diam, medoakan dan menitipkan segala senyummu kepada semesta; agar kau selalu menjadi makhluk yang akan selalu kupuja."




Cewek mah gitu sukanya malu- malu tapi mau, ngambek ngambek sendiri terus maaf maaf sendiri wkwk, apapun itu yang kalian rasain. dan aku pun ngerasain, aku pun ngakuin.



Dari sekian banyak kapal ini berlabuh di "pelabuhan yang salah", entah itu tidak pas sejak awal, atau menabrak ombak di tengah karang, sampai tiba tiba hancur di terjang ombak. Aku memutuskan untuk ber-istirahat, menunggu sang "kapal" ini pulih kembali, sampai ia benar benar akan berlabuh di pelabuhan yang tepat kelak nanti. 

Bukan masalah dari bencana - bencana sebelumnya, mungkin hanya trauma jika "sang kapal" ini akan oleng kembali dan mogok di tengah jalan hehe. 

Semua - semuanya menjadikan suatu pendewasaan bagi aku pribadi, bahwa kita harus selektif memilih penumpang, yang bener bener bisa dan selalu mampu mengerti dan membuat kita nyaman. Dan itu ngga segampang yang aku kira.

Contoh saja sekitar beberapa tahun yang lalu, kapalku ku tutup erat erat, hingga tiba - tiba ada seseorang yang mengetuk dan mmbujuk, meminta dan merayu dengan beberapa kata pujangga. Pintu kapal pelan pelan terbuka dan awak kapal pun luluh. Air di laut pun bergemuruh ikut bahagia dengan sajak sajak yang kita ciptakan. 

Selang beberapa bulan, bahagia itu sirna, sajak sajak itu hambar dibaca, dan rasa itu pelan pelan berubah jadi lubang yang menggerogoti "sang kapal". Aku panik, kacau, dan bingung. seseorang itu telah pergi dan berpindah ke "sebrang kapal" menganggap semua kapal sama dan tak memiliki rasa. 

Kapalku berhenti di tengah karang, tersangkut dengan luka yang menganga. Bukan suatu hal yang mudah bagiku tuk berbalik arah dan melawan ombak. 

Satu demi satu luka itu kututup dengan keikhlasan dan berjalan dengan niat melupakan. Belajar untuk mendayung pelan pelan dan mencari apa sih sebenarnya arti kehidupan? 

Biarkanlah cerita bermacam macam musibah di "kapalku" ini berlalu, sekarang aku hanya mempersiapkan hingga waktu yang dinanti itu datang. Seseorang yang akan membawa "kapal" ini benar - benar berlbuh ditempat yang semestinya, 

Kutak apa jika ia menabrak karang,
Ku sedia menerjang badai,
Dan ku segala siap dengan kondisi apapun itu. 
Kusanggup menjalankan "kapalku" dengan oleng bahkan hampir runtuh dan hancur,
Tetapi satu kuhanya mau kau yang menuntun "kapalku" ini.


 
Beriku waktu untuk merindukanmu, memujamu terlebih dahulu sebelum kau mampu membawaku tuk benar benar berlabuh.


Rest my heart,

Nadh

Komentar