AKU BELUM SIAP ...

Sekarang, sewaktu tulisan ini dibuat saya sedang siap siap tidur dengan tugas yg seharusnya saya selesaikan.
Dengan alasan tidak mood dan masih ada hari esok, akhirnya pilihan menulislah saya pilih.

Hari ini banyak sekali pembelajaran yang saya lalui. Semalam kemarin, saya tidak tidur karena belajar untuk ujian mikro dan pajak dihari yang sama. Bisa dibayangkan begitu bingungnya saya membagi prioritas yg mana yang harus pelajari lebih dalam. Sebelum masuk ruang ujian, sama persis seperti masuk ruang ujian SBMPTN, karena merasa masih perlu waktu yag banyak lagi untuk melahap kurva pasar monopolistik ataupun oligopoli.

Syukur Alhamdulillah saya menjawab pertanyaan dengan tuntas, pajakpun saya jawab dengan penuh keyakinan, tanpa coretan, dan bertanya kepada teman. Saya tersenyum, bergumam di dalam hati begitu Allah baik sekali pada saya.

Selepas adzan ashar, saya bergegas pergi ke rumah kedua saya, Suronatan. Dengan mengendarai si biru (motor saya) yang lampunya sedang mati hehe melewati jalan sagan, kotabaru, dan malioboro dengan lagu Banda Neira pada headset saya.

Tiba dan langsung dibawa kabur ke madrasah tetangga, bertemu dengan wajah wajah baru, sesekali saya dengar meteka bersiul (saya maklum, mungkin jarang ada perempuan masuk ke sekolah mereka hihi) menaiki tangga, dan ternyata sudah ada sekitar 70an anak dengan penuh semangat menyambut akudan Nisa.

Terharu rasanya, sebegitu antusias yang mereka tunjukkan membuat saya kagum pada mereka dan sekolah mereka. Entahlah saya kagum, kagum, dan kagum.
Malamnya, saya memutuskan untuk menumpang tidur diasrama.

Dengan kondisi kosan yang masih sepi dan ujian sendiri, membuat saya tidak kondusif belajar. Sampai di asrama, tiba tiba saya termenung sendiri, takut jika umur ini semakin berkurang, membayangkan jika esok ternyata kita sudah tidak bisa bernafas, atau esok adalah hari terakhir kita bertemu dengan orang yang kita sayang.

Ntahlah, saya hanya takut dan khawatir saja. Mungkin ini salah satu efek dari pms yang saya alami. Tapi jujur saya benar benar takut akan hal itu. Saya belum siap

Komentar