BE-ROTASI

Di waktu subuh kali ini, setelah mengambil air wudhu, dan sembahyang.
Ku memilih menghangatkan jiwa dengan secangkir kopi, duduk berhadapan dengan laptop, dan menulis.


Hm, disini saya akan berbagi cerita, tentang "perubahan".


     Perubahan, tentu pernah dirasakan setiap orang. Dalam hal apa pun itu. Dunia ini berotasi, wajar saja bila setiap jam, menit, bahkan detik, perubhan itu muncul. Tapi perubahan sifat seseorang bergantung pada rotasi bumi yg kita pijaki ini?


Jawaban saya, iya.


Why?
     Ini yang saya alami. 6 tahun menetap pada atap yg sama, bercengkrama, dan tau sampe dalem dalemnya sifat mereka. Hidup 24 jam x 6 tahun dengan mereka. Kapanpun saya membutuhkan pertolongan, tinggal memanggil salah satu dari mereka. Saling membahu dan melindungi. Saya ada di zona nyaman, waktu itu.

     Dengan berjalannya waktu, rotasi bumi tentunya. Semuanya tak semudah waktu itu, saya harus bertanya, "kalian lagi sibuk atau engga, saya mau cerita?" Atau "ayok kita ngetrip,kapan jadwalmu kosong?"
Bukankah itu suatu perubahan?
Urusan kita sudah jauh berbeda. Bahkan, yang satu fakultas saja, saya hampir jarang bertemu dengan icul, salah satu teman alumni saya yg satu fakultas.

Lantas bagaimana menyikapinya dengan dewasa?

     Secara pribadi aku susah sekali move on dengan 149 orang itu, terlalu banyak perjalanan hidup saya dengan mereka. Tapi toh semuanya tak lagi sama. Bumi berotasi, harusnya kita pun juga ikut berotasi, tak hanya terpaku dan memilih tuk diam. Saya memilih pelan pelan beradaptasi dengan lingkungan baru, berkenalan dengan teman teman baru, menganalisis sifat sifat baru orang orang yang saya baru kenal, bahkan saya beradaptasi lagi dengan diri saya sendiri. Pada saat ini, saya sadar saya tidak lagi berada di zona nyaman, tapi tak usah khawatir. Saya malah sedang mencari zona nyaman itu sendiri.


Wish me luck, semoga zona nyaman saya kali ini bisa cepat saya temukan.

Komentar